Kisah hidup Ciputra dimulai dalam perekonomian kelas bawah di wilayah Sulawesi Utara. Pria satu ini dilahirkan di kota kecil di daerah Sulawesi Tengah bernama Parigi. Dia merupakan anak terakhir dari 7 bersaudara. Sebagai seorang bungsu Ciputra sama sekali tidak merasakan dimanja.
Ayahnya meninggal saat dia masih sangat kecil dan perekonomian keluarga menjadi sangat kacau pada saat itu. Meskipun hidup dalam kemiskinan, Ciputra sangat mementingkan pendidikan. Bahkan dia termasuk siswa yang sangat berprestasi di sekolahnya. Pria satu ini sekolah di SMA Don Bosco Manado. Dan menjadi lulusan ITB beberapa tahun setelahnya.
Tahun 1951, dia berhasil menjadi pelari profesional dan menjuarai berbagai kompetisi lari jarak 800 hingga 1500 di wilayah Sulawesi Utara. Bahkan dia juga menjadi salah satu Kontingen Sulawesi Utara untuk PON 2 di Lapangan Ikada Jakarta.
Karena prestasinya ini bahkan Ciputra pernah diundang ke Istana Merdeka oleh Presiden Soekarno. Sebagai sosok dengan pemikiran maju, Ciputra sangat senang dibawa ke Jakarta. Pasalnya dia sangat ingin merantau ke ibu kota. Di sinilah Kisah hidup Ciputra mulai mendapatkan warna.
Hidup Penuh Perjuangan Pasca Penjajahan Jepang

Sebenarnya Ciputra bukan sosok yang berasal dari keluarga miskin. Pada masa penjajahan Jepang, keluarganya termasuk salah satu keluarga terpandang. Bahkan bisa dibilang ayahnya ini merupakan salah satu orang yang dikenal di wilayah Sulawesi Utara.
Hanya saja karena beberapa kejadian, ayahnya ditangkap oleh tentara Jepang karena dianggap sebagai mata-mata. Kejadian ini berlangsung pada saat Ciputra berusia 12 tahun. Setelah ditangkap, ayahnya meninggal di tahanan dan dari sinilah perjuangan hidup Ciputra dimulai.
Dia harus hidup dengan sangat keras. Tak banyak orang tahu jika dia pernah menjadi tukang kebun supaya keluarganya bisa makan. Bahkan dia juga harus ikut berburu bersama penduduk setempat supaya bisa mendapatkan lauk untuk makan.

Kisah hidup Ciputra terus berlanjut. Kehidupan yang sulit merubah sudut pandang Ciputra yang dulunya sangat manja. Meskipun hidup dalam kesulitan Ciputra tidak pernah menyerah dalam menjalani hidup. Terutama dalam pendidikan dia tak pernah lelah mencari ilmu.
Terbukti setelah dia dewasa, dia merantau ke kota Bandung dan terdaftar sebagai salah satu mahasiswa di ITB. Bahkan dari sinilah insting bisnisnya muncul. Bersama beberapa orang temannya, dia kemudian merintis usaha dengan nama CV Daya Cipta dengan hanya berbekal modal skill arsitektur yang mereka miliki. Namun Kisah hidup Ciputra tak berhenti sampai di sini.
Pindah ke Jakarta dan Membuka Pintu Kesuksesan

Pada awal tahun 1960, Ciputra bersama keluarganya pindah ke Jakarta. Kemudian dia menjalin hubungan bisnis dengan Soemarno Sosroatmodjo yang kala itu menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta. Dimulai dari titik ini, hidup Ciputra berubah. Oleh Gubernur Sumarno, dia dipercaya sebagai salah satu kontraktor yang memegang tender pembangunan kota Jakarta.
Meskipun masih terbilang baru, Ciputra memiliki kepercayaan diri yang baik sehingga dia banyak dipercaya oleh seniornya di lapangan. Dari sini kemudian dia banyak dikenalkan dengan sosok-sosok pengusaha senior di Jakarta seperti Agus Meysin, Hasyim Ning dan Jan Daniel yang merupakan pemeran besar dalam pembangunan Jakarta masa itu.
Berawal dari masa ini, Ciputra kemudian mendirikan PT Pembangunan Ibukota Jakarta Raya pada tahun 1961. Hingga Kisah hidup Ciputra ini dibuat, dia masih populer sebagai salah satu tokoh konstruksi terbesar dalam sejarah Indonesia. Pada tahun 2017 lalu, Ciputra menduduki posisi ke-21 orang terkaya di negeri ini.
Sudah bisa dipastikan, semua orang memiliki peluang untuk sukses. Anda hanya tinggal mencari jalan terbaik saja untuk menuju kesuksesan tersebut. Tujuannya, tentu saja agar Anda bisa lebih baik di masa depan. Anda juga bisa mengambil pelajaran dari Kisah hidup Ciputra ini supaya lebih termotivasi.