Categories
Kakek Tua Berjualan Amplop di Depan Masjid

Pantang Mengemis, Kakek Tua Berjualan Amplop di Depan Masjid

Seorang kakek tua berjualan amplop untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Ia pantang mengemis dan meminta-minta seperti yang banyak dilakukan oleh orang-orang malas di era modern seperti sekarang. Ia mencari nafkah dengan berjualan amplop di sebuah masjid kota Bandung.

Kakek penjual amplop ini tepatnya berjualan di depan Masjid Salman ITB. Hal ini dikisahkan oleh seseorang yang sering melakukan sholat Jumat di Masjid Salman ITB. Ia selalu melihat kakek yang duduk dengan dagangannya. Ia merasa aneh.

Di antara penjual lain yang ada, kakek ini justru menjual amplop. Amplop-amplop yang dijualnya ditaruh di dalam plastik. Tidak banyak yang melirik karena amplop memang menjadi barang yang tidak terlalu dibutuhkan di zaman sekarang.

Kehadiran Kakek Tua Berjualan Amplop Menimbulkan Iba

Kakek tua berjualan amplop
Kakek Tua Berjualan Amplop di Depan Masjid

Siapa yang tidak akan merasa iba melihat kakek-kakek yang telah berusia lanjut berjualan amplop di depan masjid? Di tengah pedagang yang berjualan makanan, pakaian, mainan anak, kakek ini justru berjualan amplop.

Padahal, era kirim mengirim surat sudah jarang sekali dilakukan semenjak adanya SMS, Whatsapp, dan Media Sosial lainnya. Kakek ini mungkin saja masih berpikir bahwa masih ada orang yang mengirimkan surat dan menggunakan amplop. Akhirnya, dagangannya itu pun tidak laku-laku.

Ia hanya terpekur di depan dagangannya sepanjang hari. Bagi sebagian orang, ini akan menimbulkan rasa iba. Namun, sebagian lain tetap berlalu lalang tanpa mempedulikan kehadiran kakek tua ini. Kakek tua berjualan amplop rupanya untuk membiayai kehidupannya.

Suatu kali, seorang pemuda berjanji untuk membeli amplop kakek tersebut selepas menunaikan ibadah sholat Jumat. Pemuda ini menanyakan harga amplop yang dijualnya. Dalam satu plastik yang berisi 10 amplop, kakek ini menjualnya dengan harga seribu rupiah saja.

Bayangkan, harga seribu rupiah bahkan hanya cukup digunakan untuk membeli sebiji atau dua biji gorengan saja. Meskipun seribu rupiah tidak terlalu berarti bagi sebagian orang, namun seribu rupiah sangat berarti untuk kakek ini.

Pemuda ini membeli sepuluh plastik. Sang kakek merasa sangat bahagia dan bahkan bergetar tangannya ketika mengambilkan 10 plastik amplop ke dalam wadah bekas amplop untuk si pemuda tersebut. Hal ini tentu menjadi sebuah tamparan bagi orang yang sering menghambur-hamburkan uangnya.

Alasan Kakek Menjual Amplop dengan Harga Murah

Kakek tua berjualan amplop
Kakek tua berjualan amplop

Sembari membeli amplop di kakek tua ini, pemuda ini juga melontarkan beberapa pertanyaan. Pertanyaan yang paling membuat penasaran adalah mengapa Kakek tua berjualan amplop dengan harga yang sangat murah. Ternyata, alasan beliau pun sangat membuat hati siapa saja bergetar.

Kakek menunjukkan bukti kuitansi dari grosir tempat membeli amplop. Di sana tertulis harganya hanya Rp7.500 untuk 10 plastik amplop. Ia hanya mengambil untung Rp250 saja per bungkusnya. Kakek mengatakan bahwa ia hanya mengambil keuntungannya sedikit saja. Ini membuat pemuda tersebut sangat terharu mendengar jawabannya.

Kakek tua berjualan amplop
Kakek tua berjualan amplop

Di era sekarang, banyak sekali pedagang nakal yang menipu dan memberikan harga yang sangat mahal. Namun berbeda dengan kakek ini, ia bahkan hanya mengambil keuntungan yang begitu sedikit dari dagangan yang dijualnya.

Bahkan dalam sehari, sepuluh bungkus amplop saja belum tentu terjual. Bagaimana kakek ini bisa membeli nasi untuk mencukupi kebutuhannya? Si kakek tua yang menjual amplop ini merupakan sebagian dari pedagang yang barangnya tidak laku-laku dijual.

Hal paling sederhana dan mudah untuk dilakukan bagi Anda untuk membantu mereka adalah dengan membeli dagangannya. Tidak perlu selalu membeli barang-barang di toko-toko yang lengkap karena selain membantu pedagang kecil, tentu ada kepuasan tersendiri.

Saat ini banyak orang yang menyerah dan memilih untuk meminta-minta karena tidak menguras tenaga. Anda yang masih sehat seharusnya bisa lebih semangat untuk bekerja, tanpa merepotkan orang lain. Kakek tua berjualan amplop pantang menyerah meskipun di sekitar mereka banyak peminta-minta.